Wednesday 20 May 2015

Indonesia Kembangkan Energi Listrik Panas Bumi

Indonesia kembangkan energi listrik panas bumi. Energi panas bumi yang melimpah di Indonesia mendorong pemerintah untuk memanfaatkanya menjadi energi listrik yang ekonomis dan ramah lingkungan, bersumber dari energi panas bumi kemudian diubah menjadi listrik dengan biaya murah dan lingkungan yang terdapat energi panas bumi. Tercatat Indonesia merupakan negara penghasil energi panas bumi terbesar ke 3 di dunia, dengan potensi energi panas bumi mencapai 29 GW. Besarnya potensi energi panas bumi ini karena di Indonesia banyak terdapat gugusan gunung-gunung berapi, khususnya di pulau Jawa dan Sumatra. Potensi yang sedemikian besar itu akhirnya mendorong pemerintah Indonesia untuk memanfaatkanya menjadi energi listrik, dengan mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Geo Dipa Energi. PT. Geo Dipa Energi ini mengelola sumber energi panas bumi di lapangan unit Dieng (Jawa Tengah) dan lapangan unit Patuha (Jawa Barat), dengan energi potensial listrik yang dapat dihasilkan mencapai 10.000 Megawatt untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional diwilayah Jawa, Madura dan Bali (JAMALI).

PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan patungan PT. Pertamina dan PT. PLN, didirikan pada tahun 2002. Dua perusahaan BUMN ini bersama-sama mengelola dan mengeksplorasi sumber energi panas bumi di lapangan Dieng dan Patuha. Pada tahun 2000 baru ada satu pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), di Dieng (Jawa Tengah) yang memiliki 27 sumur. Sumur-sumur ini dibangun oleh pengembang pembangkit  listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebelumnya yaitu California Energy. Sedangkan di lapangan Patuha (Jawa Barat) belum dieksplorasi, tetapi sudah tersedia sumur-sumur yang siap dioperasikan. Pada perkembangan selanjutnya, agar perseroan lebih sehat dan produksinya meningkat dirasa perlu untuk menjadikan PT. Geo Dipa Energi menjadi perusahaan BUMN yang berdiri sendiri. Oleh karena itu pada tahun 2011 aset milik PT. Pertamina sebesar 67%, oleh pemerintah Indonesia dijadikan penyertaan modal negara, sedangkan PT. PLN memiliki saham sebesar 33%. Setelah dikonversi oleh pemerintah kedepanya diharapkan kepemilikan pemerintah Indonesia menjadi 92% dan PT. PLN hanya tinggal memiliki 8% saham. Selain mengelola unit lapangan Dieng, terhitung sejak tahun 2009 PT. Geo Dipa Energi juga telah mengoperasikan dan mengeksplorasi lapangan Patuha unit I, dengan kapasita listrik mencapai 55Megawatt.

Pemanfaatan energi panas bumi dilakukan dengan cara mengebor sumur yang terdapat resevoir. Resevoir ini akan memanaskan air menjadi uap, nantinya uap ini akan dialirkar kepembangkit dan diubah menjadi listrik. Untuk dapat menghasilkan listrik sekitar 55 Megawatt, seperti dipembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Patuha dibutuhkan sekitar 10 unit sumur yang dibor. Sumur-sumur yang dibor ada kalanya tidak langsung berbentuk uap, ada pula sumur-sumur yang dibor mengeluarkan air, seperti disumur-sumur unit Dieng. Sumur-sumur yang dibor masih mengeluarkan air, maka air tersebut akan dipisahkan diseparator kemudian diinjeksikan atau dialirkan kembali kedalam perut bumi untuk dipanaskan lagi selama beberapa waktu, selanjutnya dipompa lagi kesumur-sumur produksi. Uap yang dihasilkan akan dialirkan keturbin-turbin yang selanjutnya diubah menjadi energi listrik didalam generator.

No comments:

Post a Comment