Thursday 19 November 2015

Festival Balon Udara Wonosobo

Festival balon udara Wonosobo. Pagi itu langit Wonosobo terlihat berwarna-warni dengan corak yang beragam. Warna-warni dilangit itu disebabkan puluhan balon yang mengudara menghiasi sudut-sudut langit Wonosobo. Balon udara tradisional, dengan bahan bakar asap api tanpa awak tersebut melenggang mulus keudara mengikuti arah mata angin yang menerpanya. Suara riuh, tepuk tangan  dan teriakan dari penonton terdengar menyemangati balon udara yang mereka unggulkan menambah semarak festival ini. Balon udara dengan corak dan warna yang beragam tersebut bersaing menjadi yang terbaik dalam even Festival Balon Udara Wonosobo. Festival balon udara di Kabupaten Wonosobo bermula dari menyambut datangnya hari raya Idul Fitri, biasanya masyarakat dikecamatan Kertek dan daerah lainya di Kabupaten Wonosobo antusias membuat balon udara dengan corak dan warna-warni yang beragam. Balon udara ini dibuat dengan menggunakan kertas minyak yang banyak terdapat dipasaran, ukuran balon pun tidak bisa disebut kecil, dengan tinggi balon mencapai 15-20 M dan dan diameter 20-25 M. Kini seiring dengan banyaknya antusias masyarakat yang membuat balon udara, acara ini dikemas oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam even Festival Balon Udara Wonosobo dan dijadikan even tahunan untuk memperingati hari jadi Kabupaten Wonosobo.

Sementara itu tata cara prosesi pembuatan balon pun tidak boleh sembarangan. Dibutuhkan keahlian khusus, ketelitian, kecermatan dan kesabaran. Ukuran balon pun harus disesuaikan dengan tinggi balon dan diameternya. Artinya antara tinggi balon dan diameternya harus seimbang agar balon dapat mengudara dalam waktu yang lama. Kertas-kertas minyak yang digunakan membuat balon disusun secara vertikal sesuai dengan motif dan corak yang diinginkanya, kemudian direkatkan dengan lem kertas dan ditambahkan benang. Benang ini berfungsi untuk merekatkan satu kertas dengan kertas lainya agar balon dapat bertahan lama, tidak mudah robek dan terbakar saat mengudara. Bagian bawah balon dibuat seperti lingkaran. terbuat dari bambu (oleh masyarakat Wonosobo disebut blengker) kemudian dipasang kawat menyilang ditegah-tengah lingkaran (blengker). Ditengah lingkaran (blengker) tadi dipasangi semacam gulungan kain sebesar bola kecil yang disebut dolop. Dolop itu sebelumnya direndam pada minyak tanah, lalu dibakar dan menjadi sumber bahan bakar satu-satunya selama balon mengudara. Untuk menerbangkan balon udara tradisional berukuran besar itu setidaknya membutuhkan 8-10 orang. Dibutuhkan juga dua tiang dari bambu untuk menggantung bagian ujung balon tersebut dan bagian bawahnya disiapkan semacam cerobong kecil dengan bahan bakar kayu dan jerami sebagai sumber asap bagi balon. Setelah diberi asap selama 30-45 menit maka balon akan mengembang karena dipenuhi asap, kemudian gulungan kain (dolop) dibakar dan dipasangkan pada blengker. Balon pun siap dilepas dan melenggang bebas keudara sambil membawa pesan damai dari Wonosobo.

Balon udara dengan corak dan motif yang paling menarik akan menjadi pemenang pada festival ini , selain itu kekompakan tim penerbang balon dan daya tahan balon selama mengudara juga menjadi poin penting dalam penilaian. Festival balon udara tradisional seperti ini hanya ada di Kabupaten Wonosobo, bukan hanya itu festival ini mampu menyedot animo masyarakat yang begitu luas, sehingga tidaklah berlebihan bila Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengembangkanya menjadi even tahunan yang bertajuk pelestarian tradisi budaya, pariwisata dan investasi Kabupaten Wonosobo.