Monday 13 April 2015

Kyai Ageng Kolodete Bersemayam Di Telaga Balekambang

Kyai Ageng Kolodete bersemayam di telaga Balekambang. Menurut salah seorang budayawan Dieng Alif fauzi, Kyai Ageng Kolodete adalah seorang Resi Hindu yang pada akhirnya memilih agama Islam sebagai pegangan hidupnya. Pada zaman sebelum ke-Walian dataran tinggi Dieng dikenal sebagai pusat peradaban agama Hindu di pulau Jawa dan banyak berhimpun kasta Brahmana dan Ksatria disana, salah satunya adalah Kyai Ageng Kolodete.

Ketika kerajaan Demak Bintoro berdiri, sebagai kerajaan Islam di pulau Jawa yang didukung oleh Wali songo. Musyawarah dewan Wali sepakat untuk mengutus Syeikh Ngabdullah Selomanik untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di lembah Dieng dan sekitarnya, dimana ketika itu masyarakatnya masih banyak yang beragama Hindu, animisme dan dinamisme. Syeikh Ngabdullah Selomanik yang dibantu oleh ulama-ulama lainya dari kerajan Demak seperti Sunan Besik dan Kyai Bangkit berdakwah dengan cara yang santun, memperlihatkan ketinggian nilai-nilai Islami dan tidak secara frontal menentang adat-istiadat melainkan menyusupinya dengan ajaran-ajaran islam.

Cara dakwah seperti ini rupanya membuahkan hasil yang menggebirakan, satu-persatu masyarakat Dieng memeluk agama islam. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh di dataran tinggi Dieng, Kyai Ageng Kolodete menyusul beriman dan pada perjalanan sejarah berikutnya Kyai Ageng Kolodete menjadi seorang juru dakwah yang handal untuk membantu Syeikh Ngabdullah Selomanik mensyiarkan agama islam di lembah Dieng dan sekitarnya.
Sebuah versi menyebutkan bahwa selain sebagai seorang juru dakwah yang handal Kyai Ageng Kolodete juga diberi tugas untuk menjaga dan mengayomi wilayah Dieng. Kyai Ageng Kolodete diyakini berambut gimbal (gembel). Ketika berkuasa di lembah Dieng, Beliau bersumpah tidak akan pernah mencukur rambutnya hingga masyarakat Dieng hidup makmur gemah ripah loh jinawi. Bila sumpahnya tak terkabul, Beliau akan menitiskan roh nya kepada anak-anak di Dieng. Begitulah fenomena anak-anak berambut gimbal di lembah Dieng yang diyakini sebagai titisan atau memiliki garis keturunan dari Kyai Ageng Kolodete. Kemudian setelah mengucapkan sumpah serapah tersebut Kyai Ageng Kolodete pergi ke telaga Balekambang  dan moksa atau berpindah alam di telaga Balekambang dataran tinggi Dieng dengan mengemban tugas dan cita-cita mulia, ingin melihat anak keturunanya hidup makmur dikemudian hari

No comments:

Post a Comment