Tuesday 17 March 2015

Fenomena Anak Berambut Gimbal

Di Kabupaten Wonosobo, khususnya didaerah Dieng banyak dijumpai anak-anak yang berambut gimbal. Rambut gimbal yang menempel bukan merupakan bawaan sejak lahir, tapi bukan pula buatan manusia. Akan tetapi rambut gimbal itu tumbuh dengan sendirinya beberapa bulan setelah sang anak dilahirkan. Awalnya sang anak mengalami sakit panas atau demam selama beberapa hari, biasanya demam itu akan sembuh dengan sendirinya setelah itu akan muncul cikal-bakal rambut-gimbal dikepalanya.

Menurut cerita yang beredar dikalangan masyarakat Dieng dan diyakini kebenaranya secara turun temurun, fenomena anak berambut gimbal adalah titisan dari Kyai Ageng Kolodete. Pada zamanya Kyai Ageng Kolodete adalah penguasa Dieng dan sebagai pengayom tanah Dieng. Hingga saat ini keberadaan situs makam beliau belum ditemukan, sebuah versi cerita menyebutkan bahwa beliau moksa atau berpindah alam dan bersemayam di telaga Balekambang.  Menurut penuturan dari salah seorang Juru kunci Dieng, fenomena anak berambut gimbal ini hanya ada dilereng gunung Sindoro, Soembing, Slamet dan dataran tinggi pegunungan Dieng. Anak-anak berambut gimbal itu harus dijaga, dirawat dan diperlakukan secara baik karena dia titisan dari Kyai Ageng Kolodete, leluhur Dieng, tuturnya.

Rambut gimbal yang menempel itu tidak boleh dipotong secara sembarangan,, rambut gimbal itu boleh dipotong asalkan permintaan dari san anak sudah dipenuhi. Misalnya sang anak meminta sepeda motor, maka orang tuanya wajib membelikan sepeda motor, dan baru setelah itu rambut gimbalnya boleh dipotong. Biasanya prosesi pemotongan rambut gimbal itu dilakukan oleh sesepuh desa yang dituakan, dan sebelumnya diadakan upacara selamatan atau semacam ruwatan agar rambut gimbal yang dipotong tidak tumbuh lagi. kemudian potongan-potongan rambut gimbal itu dilarung di sungai yang bermuara ke laut selatan Jawa.

No comments:

Post a Comment