
Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan Semarang setiap harinya dapat menghasilkan sampah lebih dari 1000 ton. Sampah-sampah seberat 1000 ton bila dimanfaatkan menjadi energi listrik, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 20 Megawatt. Potensi terbesar berada di kota Jakarta, karena setiap harinya kota Jakarta dapat menghasilkan sampah seberat 6000 ton, bila sampah-sampah seberat 6000 ton dikembangkan menjadi energi listrik dapat menghasilkan daya sebesar 120 Megawatt. Tapi sayangnya teknologi pembangkit listrik menggunakan bahan bakar sampah belum digarap secara maksimal. Pemerintah terkesan setengah hati untuk mengembangkan sampah menjadi energi listrik. Bila mengingat potensi dan keuntungan besar yang dapat diperoleh, seharusnya pemerintah lebih serius lagi dalam memanfaatkan sampah menjadi energi listrik.
Sejatinya teknologi pemanfaatan sampah untuk diubah menjadi energi listrik bisa dilakukan dengan cara mudah, sederhana dan tidak membutuhkan proses waktu yang lama. Sampah-sampah tersebut dibakar pada sebuah penampungan sehingga dapat menghailkan panas, hawa panas dari pembakaran sampah tadi digunakan untuk mengubah air menjadi uap. Uap-uap yang dihasilkan telah terkumpul banyak dan bertekanan tinggi itu lalu dialirkan kepembangkit untuk menggerakan turbin-turbin, kemudian turbin disambungkan kegenerator, dalam generator itu diubah menjadi energi listrik yang siap digunakan. Pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi energi listrik terbukti sangat menguntungkan, ekonomis, efisien bila dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar lainya. Sebagai perbandingan 100.000 ton sampah setara dengan 10.000 ton batu bara. Dengan memanfaatkan sampah menjadi energi listrik tentunya dapat menghemat devisa negara dan mengatasi pencemaran lingkungan dari sampah-sampah yang membusuk.
No comments:
Post a Comment