
Beberapa waktu yang lalu angin segar berhembus dari pemerintah Indonesia, mentri Riset Teknologi dan Perguruan tinggi, M Nasir mencanangkan pengembangan mobil nasional (mobnas) dengan berbahan bakar listrik. Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan tinggi memilih pengembangan mobil nasional dari energi listrik karena ramah lingkungan dan mudah ketersediaan bahan bakar. Indonesia sengaja tidak mengembangkan mobil nasional berbahan bakar minyak karena teknologinya telah dikuasai negara-negara Eropa, Amerika, Jepang dan Korea sehingga sulit bagi Indonesia untuk menandingi. Sekarang ini pengembangan mobil nasional berbahan bakar listrik masih dalam tahap evaluasi dan diuji oleh BPPT. Mobil listrik ini dikembangkan oleh dua perguruan tinggi ternama Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Dari beberapa kali evaluasi dan uji coba secara intensif diharapkan dapat diketahui kelemahan-kelemahan mobil yang tengah dirancang sehingga saat diproduksi secara masal mobil ini dapat bersaing dengan mobil-mobil negara asing yang berbahan bakar minyak baik dari segi kualitas, keamanan, kenyamanan maupun akselerasi. Mobil listrik yang dikembangkan masih terbatas pada mobil jenis city car, kedepanya diharapkan bukan hanya jenis city car saja yang dikembangkan tetapi juga jenis MPV dan SUV. Kedua mobil jenis ini sangat diminati oleh konsumen Indonesia, karena bentuknya praktis, sporty, tangguh dan irit bahan bakar.
Mobil listrik adalah mobil yang bahan bakarnya menggunakan energi listrik. menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau penyimpanan energi listrik lainya. Mobil listrik punya beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak. Mobil listrik terbukti ramah lingkungan karena tidak menghasilkan gas emisi kendaraan, selain itu mobil listrik dapat mengurangi efek rumah kaca (green house) karena tidak membutuhkan bahan bakar minyak. Dengan demikian ketergantungan impor minyak Indonesia dapat berkurang signifikan. Harga minyak dipasaran dunia yang tinggi sangat memberatkan negara-negara berkembang seperti Indonesia, karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan memberatkan neraca pembayaran negara. Meskipun mobil listrik punya banyak keuntungan bila serius dikembangkan, tapi penggunaan mobil listrik secara luas (makro) masih mengalami banyak kendala dan hambatan. Sampai saat ini harga mobil listrik masih tergolong mahal bila dibandingkan mobil berbahan bakar minyak, belum tersedianya secara luas stasiun pengisian bahan bakar untuk mobil listrik, sparepart mobil listrik masih langka dipasaran dan harganya mahal. Hambatan-hambatan ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi pemerintah Indonesia bila ingin mengembangkan mobil berbahan bakar listrik. Semoga proyek besar pengembangan mobil listrik oleh pemerintah berbanding lurus antusias masyarakat luas untuk menggunakan mobil berbahan bakar listrik yang ramah lingkungan.
No comments:
Post a Comment